Model-Model Pembelajaran


Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Bruce Joyce dan Marsha Weil (dalam Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun tentang Standar Proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran Discovery (Discovery Learning), model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning), dan model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based Learning).

Untuk menentukan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai
Continue reading

Sikap-sikap Khusus dari KD pada KI-1 dan KI-2 Mata Pelajaran


No. Mata Pelajaran Butir-butir Nilai Sikap dalam Mata Pelajaran
Spiritual Sosial
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
  1. Sikap-sikap spiritual di sini dapat diambilkan dari KD-KD yang ada di mata pelajaran Pendidikan Agama (Islam. Kristen, dll.).
  2. Misalnya dalam Islam: beriman kepada Allah, menunaikan shalat wajib, dst.; dalam Kristen: menerima hanya Allah yang dapat mengampuni, menghayati nilai-nilai Kristiani, dst.; dll.
  3. Sikap-sikap sosial dapat diambilkan dari KD-KD yang ada di mata pelajaran Pendidikan Agama (Islam. Kristen, dll.).
  4. Misalnya dalam Islam: hormat dan patuh pada orang tua, ikhlas, sabar, dan pemaaf, dst.; dalam Kristen: bersedia mengampuni orang lain, rendah hati, dst.
2. Pendididikan Pancasila dan Kewarganegaraan
  1. Menghargai perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia dalam kehidupan di: sekolah, masyarakat, bangsa, negara, dan pergaulan antarbangsa.
  2. Taat norma dan hukum (disiplin)
  3. Sikap-sikap sesuai nilai-nilai Pancasila
  4. Semangat kebangsaan dan kebernegaraan
  5. Persatuan dan kesatuan
  6. Kebersamaan (peduli, toleransi)
  7. Semangat Sumpah Pemuda
3. Bahasa Indonesia
  1. Mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan untuk mempersatukan bangsa Indonesia dan untuk memahami serta menyajikan informasi lisan dan tulis.
  2. Kreatif
  3. Cinta tanah air
  4. Semangat kebangsaan
  5. Demokratis
  6. Semangat ilmiah
4. Matematika
  1. Menghargai ajaran agama yang dianutnya.
  2. Logis
  3. Kritis
  4. Analitik
  5. Konsisten
  6. Ketelitian
  7. Responsif
  8. Tidak mudah menyerah
  9. Rasa ingin tahu
  10. Objektif
  11. Terbuka
5. Ilmu Pengetahuan Alam
  1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
  2. Rasa ingin tahu
  3. Objektif
  4. Teliti
  5. Cermat
  6. Tekun
  7. Hati-hati
  8. Terbuka
  9. Kritis
  10. Kreatif
  11. Inovatif
  12. Bijaksana
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
  1. Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu, manusia, dan lingkungannya.
  2. Menghargai ajaran agama dalam berfikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia.
  3. Rasa ingin tahu
  4. Terbuka
  5. Kritis
  6. Menghargai pendapat
  7. Cinta tanah air
7. Bahasa Inggris
  1. Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional.
  2. Cinta damai
8. Seni Budaya
  1. Bersyukur kepada Tuhan dengan menerima, menanggapi, dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni rupa.
  2. Motivasi internal
  3. Peduli lingkungan dalam berkarya seni
9. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
  1. Pembiasaan perilaku berdoa.
  2. Selalu berusaha secara maksimal.
  3. Tawakal dengan hasil akhir.
  4. Membiasakan berperilaku baik dalam berolahraga dan latihan.
  5. Sportif
  6. Menghargai perbedaan
  7. Menerima kekalahan dan kemenangan
  8. Berperilaku hidup sehat
10. Prakarya
  1. Menghargai keberagaman produk kerajinan sebagai anugerah Tuhan

 

  1. Rasa ingin tahu
  2. Ketelitian
  3. Kerapian

Sumber:

PANDUAN PENILAIAN
PENCAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

2014

Perumusan dan Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi Sikap


Acuan penilaian adalah indikator, karena indikator merupakan tanda tercapainya suatu kompetensi. Indikator harus terukur. Dalam konteks penilaian sikap, indikator merupakan tanda-tanda yang dimunculkan oleh peserta didik yang dapat diamati atau diobservasi oleh guru, teman, dan disadari oleh peserta didik sebagai representasi dari sikap yang dinilai.

Berikut ini dideskripsikan beberapa contoh indikator dari sikap-sikap yang tersurat dalam KI-1 dan KI-2 jenjang SMP/MTs.

Contoh Indikator Sikap pada KI-1 dan KI-2

Butir Nilai Sikap Contoh Indikator
Sikap Spiritual  

  • Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan setiap perbuatan.
  • Menerima semua pemberian dan keputusan Tuhan Yang Maha Esa dengan ikhlas.
  • Berusaha semaksimal mungkin untuk meraih hasil atau prestasi yang diharapkan (ikhtiar).
  • Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan Yang Maha Esa setelah selesai melakukan usaha maksimal (ikhtiar).

 

Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa

 

Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

 

  • Menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
  • Memberi salam pada saat awal dan akhir pembelajaran.
  • Menjaga lingkungan hidup di sekitar rumah tempat tinggal, sekolah, dan masyarakat.
  • Memelihara hubungan baik dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
  • Menghormati orang lain dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.
Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
  • Mengucapkan kalimat pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karunia-Nya.
  • Memanfaatkan kesempatan belajar dengan sebaik-baiknya untuk meraih kesuksesan dalam pendidikan.
  • Mensyukuri kekayaan alam Indonesia dengan memanfaatkannya semaksimal mungkin.

 

 


Butir Nilai Sikap
Contoh Indikator
Sikap Sosial  

  • Tidak menyontek dalam ujian/ulangan.
  • Tidak mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya.
  • Mengungkapkan perasaan apa adanya
  • Menyerahkan barang yang ditemukan kepada yang berhak
  • Membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya
  • Mengakui setiap kesalahan yang diperbuat
  • Mengakui kekurangan yang dimiliki
  • Menyampaikan informasi sesuai dengan fakta yang ada.
  1. Jujur

adalah perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

  1. Disiplin

adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

  • Datang ke sekolah dan pulang dari sekolah tepat waktu
  • Patuh pada tata tertib atau aturan sekolah
  • Mengerjakan setiap tugas yang diberikan
  • Mengumpulkan tugas tepat waktu
  • Mengikuti kaidah berbahasa yang baik dan benar
  • Memakai seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku
  • Membawa perlengkapan belajar sesuai dengan mata pelajaran
  1. Tanggung Jawab

adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa

  • Melaksanakan setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
  • Melaksanakan tugas individu dengan baik
  • Menerima resiko dari setiap tindakan yang dilakukan
  • Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
  • Mengembalikan barang yang dipinjam
  • Membayar semua barang yang dibeli
  • Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
  • Menepati janji
  1. Peduli

adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya

  • Membantu orang yang membutuhkan
  • Tidak melakukan aktivitas yang mengganggu dan merugikan orang lain
  • Melakukan aktivitas sosial untuk membantu orang-orang yang membutuhkan
  • Memelihara lingkungan sekolah
  • Membuang sampah pada tempatnya
  • Mematikan kran air yang mengucurkan air
  • Mematikan lampu yang tidak digunakan
  • Tidak merusak tanaman di lingkungan sekolah
  1. Toleransi

adalah sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan

  • Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat
  • Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya
  • Dapat menerima kekurangan orang lain
  • Dapat memaafkan kesalahan orang lain
  • Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan
  • Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan pada orang lain
  • Menerima perbedaan dengan orang lain dalam hal sikap, perilaku, tradisi, suku, bahasa, dan agama.
  1. Gotong Royong

adalah bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong-menolong secara ikhlas.

  • Terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan kelas atau sekolah
  • Bersedia melakukan tugas sesuai kesepakatan bersama
  • Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan
  • Aktif dalam kerja kelompok
  • Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok
  • Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
  • Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang lain
  1. Santun atau Sopan

adalah sikap baik dalam pergaulan baik dalam berbicara maupun bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu yang lain.

  • Menghormati orang yang lebih tua.
  • Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan tidak menyakitkan.
  • Tidak meludah di sembarang tempat.
  • Tidak menyela pembicaraan orang lain pada waktu yang tidak tepat
  • Mengucapkan terima kasih kepada orang yang membantunya
  • Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)
  • Meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik orang lain
  • Memperlakukan orang lain sebagaimana memperlakukan dirinya sendiri.
  1. Percaya Diri

adalah kondisi mental atau psikologis seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat atau bertindak

  • Berpendapat atau melakukan tindakan tanpa ragu-ragu.
  • Mampu membuat keputusan dengan cepat
  • Berani presentasi di depan kelas
  • Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan di hadapan guru dan teman-temannya

 

 

Indikator sikap spiritual dan sosial yang dikembangkan dari KD-KD pada KI-1 dan KI-2 dapat dicontohkan seperti dalam tabel berikut ini.

Contoh Indikator Sikap Spiritual dan Sosial dari KD-KD pada KI-1 dan KI-2

Butir Nilai Sikap Spiritual dan Sosial Contoh Indikator
Sikap Spiritual  

  • Menerima pemberian Tuhan
  • Memanfaatkan pemberian Tuhan secara benar
  • Bersyukur kepada Tuhan atas karunia-Nya sebagai bangsa Indonesia
Menghargai karunia Tuhan YME

 

Tawakal
  • Menyerahkan segala keputusan kepada Tuhan setelah berusaha secara maksimal.
  • Menerimahasil apa pun sesuai dengan kehendak Tuhan.
  • Menggantungkan segala sesuatu kepada Tuhan.
Sikap Sosial  

  • Suka bertanya
  • Suka mengamati sesuatu
  • Tidak puas pada jawaban yang ada
Rasa ingin tahu
Kreatif
  • Menyusun gagasan baru
  • Menciptakan karya baru
  • Mampu memecahkan masalah
Persatuan dan kesatuan
  • Menyukai kebersamaan.
  • Bergaul tanpa membeda-bedakan kepentingan, agama, atau yang lainnya.
  • Tidak suka bertengkar.
Demokratis
  • Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan.
  • Menciptakan suasana sekolah yang menerima perbedaan.
  • Mengambil keputusan secara bersama-sama
Rendah hati
  • Tidak sombong.
  • Tidak suka pamer.
  • Menghargai kelebihan orang lain.

 

 

Sumber:

PANDUAN PENILAIAN
PENCAPAIAN KOMPETENSIPESERTA DIDIK
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

2014 

PEMBELAJARAN SAINTIFIK


Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik,
b. Membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik,
c. Memperoleh hasil belajar yang tinggi,
d. Melatih peserta didik dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis karya ilmiah, serta
e. Mengembangkan karakter peserta didik.

Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut.
a. Berpusat pada peserta didik yaitu kegiatan aktif peserta didik secara fisik dan mental dalam membangun makna atau pemahaman suatu konsep, hukum/prinsip
b. Membentuk students’ self concept yaitu membangun konsep berdasarkan pemahamannya sendiri.
c. Menghindari verbalisme,
d. Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip,
e. Mendorong terjadinya peningkatan kecakapan berpikir peserta didik,
f. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik,
g. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan dalam komunikasi, serta
h. Memungkinkan adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya.
i. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum, atau prinsip,
j. Melibatkan proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Secara umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik dilakukan melalui sejumlah langkah sebagai berikut.
a. Melakukan pengamatan terhadap aspek-aspek dari suatu fenomena untuk mengidentifikasi masalah
b. Merumuskan pertanyaan berkaitan dengan masalah yang ingin diketahui dan menalar untuk merumuskan hipotesis atau jawaban sementara berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki,
c. Mencoba/mengumpulkan data atau informasi dengan berbagai teknik,
d. Mengasosiasi/menganalisis data atau informasi untuk menarik kesimpulan,
e. Mengkomunikasikankesimpulan,
f. Mencipta.

Hasil yang diperoleh dari pembelajaran dengan pendekatan saintifik berupa konsep, hukum, atau prinsip yang dikonstruk oleh peserta didik dengan bantuan guru. Pada kondisi tertentu, data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan tidak mungkin diperoleh secara langsung oleh peserta didikkarena kadang-kadang data tersebut perlu dikumpulkan dalam waktu yang lama. Dalam hal ini guru dapat memberikan data yang dibutuhkan untuk kemudian dianalisis oleh peserta didik.

 

Sumber:

PANDUAN PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MEMENGAH PERTAMA 2014